Halal Bihalal 2022/2023
Artinya : Nabi Muhammad SAW bersabda barangsiapa puasa ramadan dan mengetahui batas-batasnya serta menjaga dari hal-hal yang tidak bermanfaat maka Allah akan menghapus dosa-dasanya yang telah lalu ( HR Ibnu Hibban). Begitu pula disempurnakan pada hadits yang lainnya :
Berdasarkan kedua hadits tersebut di atas, orang-orang muslim yang beriman yang sudah susah payah menjalankan ibadah puasa disiang hari romadhon disempurnakan dengan melaksanakan sholat sunnah dimalam harinya patutlah kiranya mereka mendapat prediket atau gelar aidin artinya kembali fitri, seperti bayi yang tidak mempunyai dosa dan salah.
Dari sinilah kita paham bahwa Allah SWT akan menghapus semua dosa yang telah lalu dengan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Namun yang perlu untuk diketahui dosa-dosa yang dimaksud adalah dosa-dosa kepada Allah SWT (dosa-dosa kecil yang masuk ranah kategori dosa” hablum minallah). Sedangkan 𝗱𝗼𝘀𝗮 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗸𝗲𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝘀𝗲𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗺𝗮𝗻𝘂𝘀𝗶𝗮 (dosa haqqul adami) maka dosa atau kesalahan seperti ini, tidak akan diampuni oleh Allah SWT selama orang yang dizalimi (disakiti) tidak memberikan maaf, misalnya menipu, menyakiti atau menzalimi, ghibah, memfitnah orang lain, satu-satunya cara menghapusnya adalah dengan cara 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗺𝗮𝗮𝗳 𝗱𝗮𝗻 menunggu pemberian maaf atau 𝗸𝗲𝗶𝗸𝗵𝗹𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗱𝗶𝘀𝗮𝗸𝗶𝘁𝗶.
𝗠𝗮𝗸𝗮 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗶𝘁𝘂, seorang muslim harus berusaha semaksimal mungkin utuk tidak mendzolimi 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗹𝗮𝗶𝗻, 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗽𝗿𝗼𝘀𝗲𝘀 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝘂𝗯𝗮𝘁𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 sungguh teramat sulit.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Apabila ampunan dari Allah udah diterima karena puasa dan kesalahan sesama anak manuisa sudah dimaafkan atau dihalalkan maka lengkaplah sudah gelar untuk orang yang seperti ini yaitu
minal Aidin Wal Faizin, yang minal aidin artinya golongan orang orang yang kembali suci/fitri dan Wal Faizin artinya orang-orang yang beruntung, memperoleh kemenangan karena sudah saling memaafkan.
Dengan kata lain dosa vertikal, yakni dosa manusia kepada Allah Swt diampuni dengan puasa romadhon, sedangkan dosa horizontal, yakni dosa manusia kepada sesamanya dimaafkan dengan mushofahah atau saling minta maaf dan memafkan satu sama lain.
Ada kisah menarik di suasana syawal seperti ini …
SUATU waktu sahabat melihat Rasulullah SAW mengucapkan Aamiin hingga tiga kali diawal bulan syawal tepatnya setelah shalat Idul Fitri. padahal Nabi tidak sedang berdoa. Kemudian para sahabat bertanya:
"Ada apa, ya Rasul. Kenapa engkau mengucapkan Aamiin hingga tiga kali?"
Rasul menjawab, "Tadi sehabis shalat, datang malaikat Jibril kepadaku. Beliau berkata, 'Ya Muhammad, saya mau berdoa kepada Allah Swt., maukah engkau mengamini?' Aku jawab, 'Tentu, ya Jibril' saya siap mengamininya."
Ternyata, Jibril berdoa tentang tak diterimanya puasa umat muslim karena tiga hal ini:
1. Ya Allah SWT saya memohon kepada kepadaMu Jangan Engkau terima puasanya anak-anak yang durhaka kepada ibu dan bapaknya dan belum meminta maaf kepada keduanya," begitu doa Jibril yang langsung diamini Rasulullah. Pada bulan syawal seperti inilah kesempatan emas bagi kita semua untuk memohon maaf dan meminta ridho dari kedua orang tua kita, karena ridho Allah terletak pada ridho kedua orang tua dan begitu pula murka Allah tertletak pada murka kedua orang tua sebagaimana sabda rosullullah :
2. Ya Allah SWT saya memohon kepada kepadaMu Jangan Engkau terima puasanya istri yang durhaka kepada suami," doa Jibril yang diamini Rasulullah. Pada bulan syawal seperti inilah kesempatan untuk menciptakan keharmonisa dalam keluarga untu memulai kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Ya Allah SWT saya memohon kepada kepadaMu Jangan Engkau terima puasanya muslim yang tak mau memaafkan saudaranya sesama muslim" doa Jibril yang kembali diamini Rasulullah.
Memaafkan memang lebih berat dari meminta maaf, tetapi memberi maaf jauh lebih mulia daripada meminta maaf.
Semoga kita senantiasa diperintah untuk memelihara silaturrohmi sebagaimana firman Allah :
Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, bahkan secara khusus mengarang kitab berjudul at-Tibyân fî Nahyi ‘an Muqâtha’atil Arhâm wal Aqârib wal Ikhwân (Penjelasan tentang Larangan Memutus Hubungan Mahram, Kerabat, dan Persaudaraan).
Semoga saja Allah menerima ibadah puasa kita dan ibadah” lainnya serta membalasnya dengan kebaikan. Aamiin aamiin aamiin ya robbal alamiin
Dokumentasi Halal Bihalal
Setelah berhasil menjalankan puasa Ramadhan dengan berjuang mengendalikan nafsu dan menahan diri dari berbagai hal yang bisa merusak nilai ibadah puasa. Ditambah dengan rangkaian ibadah lainnya seperti tadarus Al Qur’an, sholat sunnah tarawih disempurnakan dengan zakat fitrah dan ibadah” lainnya selama satu bulan penuh. Maka patutlah kiranya umat muslim yang beriman, di bulan syawal ini merayakan kemenangan atas ibadah yang telah kita lakukan, yaitu kembali suci atau Kembali ke fitrah. (Fitrah adalah keadaan suci dan bersih yang dimiliki manusia ketika dilahirkan), sebagaimana sabda rosulullah SAW:
(قال النبى صلى الله عليه وسلم من صام رمضان وعرف حدوده وتحفظ ما ينبغ له ان يتحفظ كفر ماقبله (رواه ابن حبان
Artinya : Nabi Muhammad SAW bersabda barangsiapa puasa ramadan dan mengetahui batas-batasnya serta menjaga dari hal-hal yang tidak bermanfaat maka Allah akan menghapus dosa-dasanya yang telah lalu ( HR Ibnu Hibban). Begitu pula disempurnakan pada hadits yang lainnya :
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya : "Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan (sholat sunnah tarawih) karena iman dan mengharap pahala dari Allah,maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim). Berdasarkan kedua hadits tersebut di atas, orang-orang muslim yang beriman yang sudah susah payah menjalankan ibadah puasa disiang hari romadhon disempurnakan dengan melaksanakan sholat sunnah dimalam harinya patutlah kiranya mereka mendapat prediket atau gelar aidin artinya kembali fitri, seperti bayi yang tidak mempunyai dosa dan salah.
Dari sinilah kita paham bahwa Allah SWT akan menghapus semua dosa yang telah lalu dengan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Namun yang perlu untuk diketahui dosa-dosa yang dimaksud adalah dosa-dosa kepada Allah SWT (dosa-dosa kecil yang masuk ranah kategori dosa” hablum minallah). Sedangkan 𝗱𝗼𝘀𝗮 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗸𝗲𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝘀𝗲𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗺𝗮𝗻𝘂𝘀𝗶𝗮 (dosa haqqul adami) maka dosa atau kesalahan seperti ini, tidak akan diampuni oleh Allah SWT selama orang yang dizalimi (disakiti) tidak memberikan maaf, misalnya menipu, menyakiti atau menzalimi, ghibah, memfitnah orang lain, satu-satunya cara menghapusnya adalah dengan cara 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗺𝗮𝗮𝗳 𝗱𝗮𝗻 menunggu pemberian maaf atau 𝗸𝗲𝗶𝗸𝗵𝗹𝗮𝘀𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗲𝗿𝗻𝗮𝗵 𝗱𝗶𝘀𝗮𝗸𝗶𝘁𝗶.
𝗠𝗮𝗸𝗮 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗶𝘁𝘂, seorang muslim harus berusaha semaksimal mungkin utuk tidak mendzolimi 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗹𝗮𝗶𝗻, 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗽𝗿𝗼𝘀𝗲𝘀 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝘂𝗯𝗮𝘁𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮 sungguh teramat sulit.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا، فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ
Artinya : “Barang siapa telah melakukan kezaliman terhadap saudaranya (muslim), hendaklah dia meminta kehalalan dari saudaranya (dimaafkan), karena di sana (akhirat) tidak ada lagi dinar atau dirham. (Akan ditegakkan qishash). Pada awalnya, akan diambil kebaikan-kebaikan dari pihak yang menzalimi dan diberikan kepada saudaranya yang dizalimi. Apabila orang yang zalim itu sudah tidak memiliki kebaikan, kejelekan-kejelekan orang yang dizalimi akan diambil dan diberikan kepadanya (orang yang menzaliminya).” (Muttafaqun alaih).
Apabila ampunan dari Allah udah diterima karena puasa dan kesalahan sesama anak manuisa sudah dimaafkan atau dihalalkan maka lengkaplah sudah gelar untuk orang yang seperti ini yaitu
minal Aidin Wal Faizin, yang minal aidin artinya golongan orang orang yang kembali suci/fitri dan Wal Faizin artinya orang-orang yang beruntung, memperoleh kemenangan karena sudah saling memaafkan.
Dengan kata lain dosa vertikal, yakni dosa manusia kepada Allah Swt diampuni dengan puasa romadhon, sedangkan dosa horizontal, yakni dosa manusia kepada sesamanya dimaafkan dengan mushofahah atau saling minta maaf dan memafkan satu sama lain.
Ada kisah menarik di suasana syawal seperti ini …
SUATU waktu sahabat melihat Rasulullah SAW mengucapkan Aamiin hingga tiga kali diawal bulan syawal tepatnya setelah shalat Idul Fitri. padahal Nabi tidak sedang berdoa. Kemudian para sahabat bertanya:
"Ada apa, ya Rasul. Kenapa engkau mengucapkan Aamiin hingga tiga kali?"
Rasul menjawab, "Tadi sehabis shalat, datang malaikat Jibril kepadaku. Beliau berkata, 'Ya Muhammad, saya mau berdoa kepada Allah Swt., maukah engkau mengamini?' Aku jawab, 'Tentu, ya Jibril' saya siap mengamininya."
Ternyata, Jibril berdoa tentang tak diterimanya puasa umat muslim karena tiga hal ini:
1. Ya Allah SWT saya memohon kepada kepadaMu Jangan Engkau terima puasanya anak-anak yang durhaka kepada ibu dan bapaknya dan belum meminta maaf kepada keduanya," begitu doa Jibril yang langsung diamini Rasulullah. Pada bulan syawal seperti inilah kesempatan emas bagi kita semua untuk memohon maaf dan meminta ridho dari kedua orang tua kita, karena ridho Allah terletak pada ridho kedua orang tua dan begitu pula murka Allah tertletak pada murka kedua orang tua sebagaimana sabda rosullullah :
رِضَا اللَّهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ، وَسَخَطُ اللَّهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدَيْنِ
Artinya: “Ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua dan murka Allah ada pada murka kedua orang tua.”2. Ya Allah SWT saya memohon kepada kepadaMu Jangan Engkau terima puasanya istri yang durhaka kepada suami," doa Jibril yang diamini Rasulullah. Pada bulan syawal seperti inilah kesempatan untuk menciptakan keharmonisa dalam keluarga untu memulai kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Ya Allah SWT saya memohon kepada kepadaMu Jangan Engkau terima puasanya muslim yang tak mau memaafkan saudaranya sesama muslim" doa Jibril yang kembali diamini Rasulullah.
Memaafkan memang lebih berat dari meminta maaf, tetapi memberi maaf jauh lebih mulia daripada meminta maaf.
Semoga kita senantiasa diperintah untuk memelihara silaturrohmi sebagaimana firman Allah :
وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ، إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya: “Bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS an-Nisâ’: 1)Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, bahkan secara khusus mengarang kitab berjudul at-Tibyân fî Nahyi ‘an Muqâtha’atil Arhâm wal Aqârib wal Ikhwân (Penjelasan tentang Larangan Memutus Hubungan Mahram, Kerabat, dan Persaudaraan).
Semoga saja Allah menerima ibadah puasa kita dan ibadah” lainnya serta membalasnya dengan kebaikan. Aamiin aamiin aamiin ya robbal alamiin
تقبل الله منا ومنكم واعاده الله عليكم بخير. وجعلنا الله واياكم من العائدين والفائزين كل عام انا وانتم بخير