5 Tanda Penyakit Hati

 

Hati adalah anugerah Allah subhanahu wata’ala yang sangat berharga bagi manusia. Allah subhanahu wata’ala menamakan hati dengan istilah qalbun.karena sifatnya yang sangat mudah berbolak-balik. Sangat cepat berubah jika ada sesuatu yang mempengaruhinya.

Hati juga diibaratkan seperti raja semua anggota badan akan tunduk pada perintahnya. Oleh sebab itu, jika kondisi hati sehat dan baik, maka ia akan memimpin seluruh anggota badan dengan baik. Sebaliknya, jika hati buruk dan berpenyakit, maka ia akan memimpin seluruh anggota badan ke arah yang buruk dan rusak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh imam al-Bukhari, tertulis dalam kitab Shahih al-Bukhari, hadits nomor 52,

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh jasad, namun apabila segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh jasad. Perhatikanlah, bahwa segumpal daging itu adalah hati!” (HR. Al-Bukhari No. 52)

 

Maka, tugas kita menjaga hati tetep baik dan sehat.

Ada lima tanda untuk mengenali apakah hati kita sedang sakit atau tidak.

Pertama: Sulit memahami tujuan hidup

Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya. Hati yang sakit akan kesulitan susah untuk diajak kepada Allah

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat al-Furqan ayat 43,

اَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُۗ اَفَاَنْتَ تَكُوْنُ عَلَيْهِ وَكِيْلًا ۙ

Sudahkah engkau (Muhammadmelihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannyaApakah engkau akan menjadi pelindungnya?” (QS. Al-Furqan: 43)

Maksud dari “menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya” adalah orang yang ketika hawa nafsunya menginginkan sesuatu, ia akan selalu menurutinya. Sehingga ia menjalani hari-harinya di dunia ini selayak binatang ternak; ia tidak kenal siapa penciptanya, ia tidak kenal ibadah, tidak kenal perintah dan larangan.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat al-An’am ayat 12,

يَتَمَتَّعُوْنَ وَيَأْكُلُوْنَ كَمَا تَأْكُلُ الْاَنْعَامُ

Menikmati kesenangan (duniadan mereka makan seperti hewan makan.” (QS. Al-An’am: 12)

Maka, jika pada diri kita mulai merasakan hal seperti ini, kita patut khawatir jangan-jangan hati kita sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

 

Kedua: Tidak merasa sakit oleh perbuatan maksiat

Fitrahnya kondisi hati itu bersih. Selayak bersihnya air jernih di dalam gelas. Ketika ada noda setitik yang jatuh ke dalam air jernih tersebut, tentu akan sangat kontras dan mengotori kejernihan air.

Begitu pula dengan hati. Hati yang masih jernih dan sehat akan sangat sensitif sekali dengan noktah dosa dan maksiat.

Sedikit saja mengarah kepada dosa dan maksiat, maka hati akan merespons dengan penolakan. Hati akan segera mengambil langkah untuk menyingkirkan noda dosa dan maksiat tersebut dengan tobat dan istighfar.

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ

Dan (jugaorang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segeramengingat Allahlalu memohon ampunan atas dosa-dosanya.” (QS. Ali Imran: 135)

Sebaliknya, ketika mata memandang, kaki melangkah, tangan bergerak, pikiran melayang pada hal-hal yang mengarah kepada dosa dan maksiat, namun tidak muncul perasaan menolak atau keinginan untuk menyingkirkannya, maka kita patut curiga, jangan-jangan ini adalah tanda penyakit hati. Hati kita sedang sakit.

 

Ketiga: Tidak merasakan sakit dengan kebodohan diri terhadap kebenaran

Hati yang sehat dan baik akan merasakan sinyal berupa sakit dengan perkara-perkara syubhat yang menjangkiti dirinya. Ia akan merasakan sakit dengan kebodohan terhadap kebenaran dan keyakinan-keyakinan batil yang menjangkiti dirinya.

Sahl bin Abdullah at-Tustari, salah seorang ahli zuhud yang digelari oleh Imam adz-Dzahabi dengan gelar Syaikhul ‘Arifin menyatakan,

مَا ‌عُصِيَ ‌اللهُ ‌بِمَعْصِيَةٍ ‌أَعْظَمُ ‌مِنَ ‌الْجَهْلِ

Allah tidak pernah dimaksiati dengan sebuah kemaksiatan yang lebih besar dari kebodohan.” (Husnu at-Tanabbuh li ma Warada fi at-Tasyabbuh, Najmuddin al-Ghazi asy-Syafii, 10/326)

 

Keempat: Mulai beralih ke sajian yang beracun dan berbahaya

Hati yang sehat akan senantiasa cinta terhadap apa yang dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala dan rasul-Nya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat al-Hujurat ayat 7,

وَلٰكِنَّ اللّٰهَ حَبَّبَ اِلَيْكُمُ الْاِيْمَانَ وَزَيَّنَهٗ فِيْ قُلُوْبِكُمْ وَكَرَّهَ اِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ

Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (imanitu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.” (QS. Al-Hujurat: 7)

Sebaliknya, hati yang sakit akan cenderung kepada hal-hal yang dibenci oleh Allah subhanahu wata’ala dan rasul-Nya yang terkemas dalam berbagai macam bentuk kemaksiatan seperti berpaling dari mendengarkan bacaan al-Quran kepada mendengarkan musik-dan nyanyian yang terlarang, berpaling dari memenuhi panggilan azan kepada ajakan untuk perbuatan zina atau hura-hura, dan lain sebagainya.

Jika suatu saat nanti merasakan seperti ini, maka kita patut waspada, jangan-jangan hati kita sedang dalam kondisi sakit yang harus segera diobati.

 

Kelima: Merasa sangat nyaman dengan dunia dan tidak peduli dengan akhirat

Sehingga, setiap detik kesempatan yang dimiliki hanya digunakan untuk mengejar dunia dan memenuhi keinginan hawa nafsu.

Hati yang sehat tentu menyadari bahwa dunia ini fana. Kematian di ujung usia itu adalah kematian selayak pintu untuk menuju kehidupan yang sebenarnya. Yaitu alam akhirat yang kekal.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat al-Ankabut ayat 64,

وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌۗ

Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan.” (QS. Al-‘Ankabut: 64)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh imam al-Bukhari, tertulis dalam kitab Shahih al-Bukhari, hadits nomor 6416,

‌كُنْ ‌فِي ‌الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara.” (HR. Al-Bukhari No. 6416)

Maka, mari periksa diri kita masing-masing. Apakah kita merasa terlalu nyaman dengan kehidupan di dunia ini yang diiringi dengan rasa tidak peduli dengan urusan akhirat, maka kita patut curiga, jangan-jangan hati kita sedang dalam keadaan sakit yang perlu segera untuk diobati.

 

 

 

 

 

 


Lirik Maula Ya Sholli Wasallim Daiman Abada


مَوْلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا

عَلىٰ حـَبِيْبِكَ خـَيْرِ الْخَلْقِ كًلِّهِمِ

هُوَ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجٰی شَفَاعَتُهٗ

لِکُلِّ هَوْلٍ مِنَ الْأَهْوَالِ مُقْتَحِمِ

يَارَبِّ بِالْمُصْطَفٰی بَلِغْ مَقَا صِدَنَا

وَاغْفِرْلَنَا مَامَضٰی يَاوَاسِعَ الْكَرَمِ

 

Astaghfirullah rabbal baroya

Astaghfirullah minal khotoya

Robbi zidni ‘ilman naafi’a

Wawafiqni amalan sholiha

Ya Rosulullah, salamun alaik

Ya rafi’a syaani wadaroji

Athfatayyaji rotal ‘alami

Ya uhailalju diwal karomi

Ngawiti ingsun nglaras syi’iran

Kelawan muji maring Pangeran

Kang paring rohmat lan kenikmatan

Rino wengine tanpo pitungan

Duh bolo konco priyo wanito

Ojo mung ngaji syareat bloko

Gur pinter ndongeng nulis lan moco

Tembe mburine bakal sengsoro

Akeh kang apal Qur’an lan Haditse

Seneng ngafirke marang liyane

Kafire dewe dak digatekke

Yen isih kotor ati akale

Gampang kabujuk nafsu angkoro

Ing pepaese gebyare ndunyo

Iri lan meri sugihe tonggo

Mulo atine peteng lan nisto

Ayo sedulur jo nglalekake

Wajibe ngaji sak pranatane

Nggo ngandelake iman tauhide

Baguse sangu mulyo matine

Kang aran sholeh bagus atine

Kerono mapan seri ngelmune

Laku thoriqot lan ma’rifate

Ugo haqiqot maning rasane

Al–Qur’an qodim wahyu minulyo

Tanpo tinulis biso diwoco

Iku wejangan guru waskito

Den tancepake ing jero dodo

Kumantil ati lan pikiran

Mrasuk ing badan kabeh jerone

Mu’jizat Rosul dadi pedoman

Minongko dalan manjinge iman

Kelawan Alloh Kang Moho Suci

Kudu rangkulan rino lan wengi

Ditirakati diriyadohi

Dzikir lan suluk jo nganti lali

Uripe ayem rumongso aman

Dununge roso tondo yen iman

Sabar narimo najan pas – pasan

Kabeh tinakdir saking Pangeran

Kelawan konco dulur lan tonggo

Kang podho rukun ojo dursilo

Iku sunahe Rosul kang mulyo

Nabi Muhammad panutan kito

Ayo nglakoni sekabehane

Alloh kang bakal ngangkat drajate

Senajan asor toto dhohire

Ananging mulyo maqom drajate

Lamun palastro ing pungkasane

Ora kesasar roh lan sukmane

Den gadang Alloh swargo manggone

Utuh mayite uge ulese

Arti Lirik Syiir Tanpo Waton atau Sholawat Gus Dur

Aku memuali menyanyikan syiir

Dengan memuji kepada Tuhan

Yang memberi rahmat dan keselamatan

Siang dan malam tanpa perhitungan

Wahai sahabat pria wanita

Jangan hanya belajar syariat saja

Hanya pintar mendongeng, menulis dan membaca

Nanti akhirnya hanya sengsara

Banyak yang hafal Al – Qur’an dan Haditsnya

Suka mengkafirkan orang lain

Kafirnya sendiri tidak diperhatikan

Kalau masih kotor hati dan akalnya

Mudah terbujuk nafsu angkara

Dalam gemerlap hiasan dunia

Iri dan dengki kekayaan tetangga

Maka hatinya gelap dan nista

Mari saudara jangan melupakan

Kewajiban belajar dan aturannya

Untuk menebalkan iman dan tauhid

Bagusnya bekal mulia matinya

Yang disebut orang sholeh bagus hatinya

Karena sempurna seri keilmuannya

Melakukan thoriqot dan ma’rifata

Juga hakikat meresap rasanya

Al – Qur’an qodim wahyu yang mulia

Tanpa ditulis bisa dibaca

Itu pesan guru waskita

Ditancapkan di dalam dada

Menempel di hati dan pikiran

Merasuk ke dalam badan dan tubuh

Mukjizat Rosul (Al –Qur’an) jadi pedoman

Sebagai jalan masuknya iman

Kepada Allah Yang Maha Suci

Harus mendekatkan diri siang dan malam

Diusahakan dan dilatih

Dzikir dan suluk jangan sampai dilupakan

Hidupnya tenteram dan merasa aman

Itulah perasaan tanda beriman

Sabar menerima meskipun hidup pas – pasan

Semua sudah ditakdirkan dari Tuhan

Terhadap teman, saudara dan tetangga

Rukunlah jangan bertengkar

Itu sunnahnya Rasul yang mulia

Nabi Muhammad panutan kita

Ayo menjalankan semua

Alah yang akan mengangkat derajatnya

Meskipun rendah secara lahiriyah

Namun mulia kedudukan derajatnya di sisi Allah

Ketika ajal telah datang di akhir

Tidak tersesat roh dan sukma raganya

Disanjung Allah surga tempatnya

Utuh lengkap jasadnya juga kain kafannya




Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan 4

Iklan 5

Contact Form