السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على اشرف الأنبياء والمرسلين وعلى أله وصحبه اجمعين
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
- Yang saya hormati Bapak Imam Mukhtar, M.Pd selaku kepala madrasah
- Yang saya hormati bapak ibu dewan guru beserta karyawan serta staf tata usaha MA PPKP DARUL MA’LA
- Dan tidak lupa, teman"ku senasib seperjuangan yang saya banggakan.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja puji syukur kita kepada Allah swt yang telah melimpahkan nikmat, rohmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita bisa berkumpul disini untuk belajar ilmu berpidato dalam keadaan sehat wal afiyat.
Kedua kalinya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada nabi agung nabi besar Muhammad SAW yang senantiasa kita nanti" syafaatnya baik di dunia maupun diakhirat kelak. Dan mudah-mudahan kita semua termasuk umatnya yang mendapatkan syafaatul udzma nati di yaumil qiyamah. Aamiin aamiin ya robbal alamaienSaya disini akan berpidato dg tema kebersihan dalam islam.
Islam merupakan agama sempurna, agama yang mulia dan agama yang tinggi sebagaimana ungkapan
الإسلام يعلو ولا يعلى عليه
Artinya Islam itu agama yang tinggi dan tidak ada yang mampu meningginya. Agama Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia, secara keseluruhan, baik masalah ibadah (mengatur hubungan manusia dengan Allah) ataupun masalah muamalah (mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain dan alam sekitar atau lingkungan), termasuk didalamnya adalah mengatur kebersihan, baik kebersihan diri jasmani atau rohani, pakaian, tempat tinggal maupun lingkungan.
Kebersihan di dalam islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, saking pentingnya setiap kita belajar islam belajar fiqih hal yang pertama dipelajarai adalah mengenai kebersihan yaitu tentang thoharoh atau bersuci.
Dikutip dari Kitab Ihya' Ulumuddin karya hujjatul islam Imam Al Ghazali, Rasulullah SAW menjadikan kebersihan separuh dari keimanan. Sebagaimana sabda Rosulullah :
Artinya: "Kebersihan itu adalah setengah dari iman." (HR Muslim). Pada hadist lainnya yang diriwayatkan Imam Baihaqi Rosulullah memerintah kita untuk gemar bersih" sebagaimana sabdanya :
"Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah Ta'ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih." (HR. AthThabrani). Begitu juga Firman Allah dalam Alqur'an :
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Artinya : Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri. (QS. Al Baqoroh : 222).
Kebersihan disini tidak hanya kebersihan diri badan kita saja namun bersifat kompleks atau menyeluruh meliputi kebersihan hati, pakaian, tempat tinggal maupun lingkungan sekitar kita dari lingkungan yang terkecil rt, rw, desa dst dimana kita tinggal.
Maka tidaklah dibenarkan, membersihkan rumah atau perkarangan kita sendiri tapi membuang sampahnya diperkarangan milik orang lain atau bahkan di fasilitas umum lainnya selokan, sungai atau di tepi – tepi jalan raya, sebagaimana fenomena yang ada disekitar kita saat ini.
Meskipun perhatian islam terhadap kebersihan begitu besar, namun realita kenyataan yang ada sangat memprihatinkan, fenomena warga membuang sampah ditepi-tepi jalan, disungai dan tempat"umum lainnya, tidak semakin berkurang tapi malah sebaliknya semakin meningkat, semuanya terlihat sebagai suatu kebiasaan sehingga merasa tidak bersalah dan tidak berdosa sama sekali.
Padahal sudah jelas Rasulullah SAW menengaskan dalam haditsnya Agar kita semua menghindari 3 perkara yang dilaknat yaitu Pertama membuang sampah atau kotoran pada sumber air seperti sungai, selokan dsb lebih" pada kondisi air yang tenang, kedua membuang sampah di jalan (dijalan ini yang dimaksut tidak hanya pada bahu jalan saja akan tetapi termasuk tepi jalan disebelah kanan- kirinya) dan ketiga membuang sampah di tempat berteduh (termasuk didalamnya fasilitas" umum yang dimanfaatkan oleh banyak orang). Semua ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ditulis dalam kitab "at Targhib wa Tarhib".
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِتَّقُوالْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَ قِيْلَ مَا الْمَلَا عِنُ الثَّلَاثُ يَارَسُوْلَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَنْ يَقْعُدَأَحَدُكُمْ فِى ظِلٍّ يَسْتَظِلُّ بِهِ أَوْفِى طَرِيْقٍ أَوْفِى نَقْعِ مَاءٍ.
Artinya : Nabi Muhammad ﷺ bersabda: Hindari olehmu tiga perkara yang bisa mendatangkan laknat. Ditanya Rasulullah: Apakah tiga hal yang mendatangkan laknat itu ya Rasulullah? Nabi bersabda: Membuang sampah atau kotoran salah seorang dari kamu di tempat yang teduh yang mana orang akan berteduh di tempat itu, membuang sampah atau kotoran di jalan, atau buang sampah atau kotoran di sumber air atau genangan air. Larangan tersebut tak terbatas pada kotoran najis air seni dan tinja saja, namun juga benda-benda yang termasuk sampah dan kotoran lain lebih" sampah anorganik yang tidak dapat diurai.
Berdasarkan penjelasan hadits" tersebut di atas sudah jelas membuang sampah sembarangan di fasilitas umum, tepi" jalan, di sungai merupakan dosa dan kejahatan. Terutama membuang sampah disungai karena bisa membahayakan banyak orang menjadi salah satu sebab terjadinya banjir dan bisa membunuh makhluk" lainnya yang tinggal di air seperti ikan dsb dan semuanya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah diakhirat kelak.
Jangankan yang membahayakan banyak orang. Ketika seseorang karena tidak istinja' atau istinja' tapi kurang bersih sehingga masih meninggalkan nazis pada dubur atau qubulnya . Hal itu juga bisa menjadi sebab seseorang tersebut mendapatkan siksa kubur yang notabennya hanya membahayakan dirinya sendiri.
Sebagaimana Riwayat Ketika Rasulullah melewati kuburan, Rasulullah mendengar jenazah yang berada dalam kubur tersebut sedang mendapatkan siksa kubur. Saat itu Rasulullah menjelaskan pada para sahabatnya bahwa sebab disiksanya orang yang berada dalam kubur tersebut bukan karena melakukan dosa besar" melainkan adalah karena tidak bersuci setelah buang air.
Kisah ini dapat ditemukan dalam kitab Sunan Imam Nasai nomor hadits ke-31. Berikut haditsnya;
أَخْبَرَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ عَنْ وَكِيعٍ عَنْ الْأَعْمَشِ قَالَ سَمِعْتُ مُجَاهِدًا يُحَدِّثُ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرَيْنِ فَقَالَ إِنَّهُمَا يُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا هَذَا فَكَانَ لَا يَسْتَنْزِهُ مِنْ بَوْلِهِ وَأَمَّا هَذَا فَإِنَّهُ كَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ دَعَا بِعَسِيبٍ رَطْبٍ فَشَقَّهُ بِاثْنَيْنِ فَغَرَسَ عَلَى هَذَا وَاحِدًا وَعَلَى هَذَا وَاحِدًا ثُمَّ قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا خَالَفَهُ مَنْصُورٌ رَوَاهُ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَلَمْ يَذْكُرْ طَاوُسًا
Telah mengabarkan kepada kami Hannad bin As-Sariy dari Waki dari Al A'masy berkata,"Saya mendengar Mujahid berkata dari Thawus dari Ibnu Abbas dia berkata, Rasulullah pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda, "Kedua penghuni kubur ini disiksa dan keduanya disiksa bukan karena dosa besar. Yang satu ini, dulu tidak membersihkan air kencingnya, sedangkan yang ini disiksa karena selalu mengadu domba." Kemudian beliau meminta sepotong pelepah kurma yang masih basah. Beliau membelahnya menjadi dua dan menancapkannya pada dua kuburan tersebut. Beliau kemudian bersabda, 'Semoga ini bisa meringankan (siksa) keduanya selagi (pelepah kurma itu) belum kering.
Demikian besarnya perhatian islam terhadap kebersihan. Ada pahala yang besar bagi seseorang yang suka bersih" Rasulullah mengatakan bahwa Allah Ta’ala menjanjikan surga bagi yang suka bersih"
مرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ : وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هذَا عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهُمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ
"Ada seorang lelaki yang membuang dahan pohon yang menghalani jalan, lalu ia berkata, "Demi Allah, aku akan singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu dan menyakiti kaum muslimin," maka Allah pun memasukkannya ke surga," (HR. Muslim).
Semoga saja kita senantiasa mendapatkan hidayah Allah untuk senantiasa gemar bersih" dan Allah memasukkan kita pada golongan orang yang menyucikan diri Aamiin' ya robbal aalamiin
الإسلام يعلو ولا يعلى عليه
Artinya Islam itu agama yang tinggi dan tidak ada yang mampu meningginya. Agama Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia, secara keseluruhan, baik masalah ibadah (mengatur hubungan manusia dengan Allah) ataupun masalah muamalah (mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain dan alam sekitar atau lingkungan), termasuk didalamnya adalah mengatur kebersihan, baik kebersihan diri jasmani atau rohani, pakaian, tempat tinggal maupun lingkungan.
Kebersihan di dalam islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, saking pentingnya setiap kita belajar islam belajar fiqih hal yang pertama dipelajarai adalah mengenai kebersihan yaitu tentang thoharoh atau bersuci.
Dikutip dari Kitab Ihya' Ulumuddin karya hujjatul islam Imam Al Ghazali, Rasulullah SAW menjadikan kebersihan separuh dari keimanan. Sebagaimana sabda Rosulullah :
الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ
تَنَظَّفُوْا بِكُلِّ مَا اِسْتَطَعْتُمْ فَاِنَ اللهَ تَعَالَي بَنَي الاِسْلاَمَ عَلَي النَظَافَةِ وَلَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلاَ كُلُّ نَظِيْفٍ
"Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah Ta'ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih." (HR. AthThabrani). Begitu juga Firman Allah dalam Alqur'an :
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Artinya : Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri. (QS. Al Baqoroh : 222).
Kebersihan disini tidak hanya kebersihan diri badan kita saja namun bersifat kompleks atau menyeluruh meliputi kebersihan hati, pakaian, tempat tinggal maupun lingkungan sekitar kita dari lingkungan yang terkecil rt, rw, desa dst dimana kita tinggal.
Maka tidaklah dibenarkan, membersihkan rumah atau perkarangan kita sendiri tapi membuang sampahnya diperkarangan milik orang lain atau bahkan di fasilitas umum lainnya selokan, sungai atau di tepi – tepi jalan raya, sebagaimana fenomena yang ada disekitar kita saat ini.
Meskipun perhatian islam terhadap kebersihan begitu besar, namun realita kenyataan yang ada sangat memprihatinkan, fenomena warga membuang sampah ditepi-tepi jalan, disungai dan tempat"umum lainnya, tidak semakin berkurang tapi malah sebaliknya semakin meningkat, semuanya terlihat sebagai suatu kebiasaan sehingga merasa tidak bersalah dan tidak berdosa sama sekali.
Padahal sudah jelas Rasulullah SAW menengaskan dalam haditsnya Agar kita semua menghindari 3 perkara yang dilaknat yaitu Pertama membuang sampah atau kotoran pada sumber air seperti sungai, selokan dsb lebih" pada kondisi air yang tenang, kedua membuang sampah di jalan (dijalan ini yang dimaksut tidak hanya pada bahu jalan saja akan tetapi termasuk tepi jalan disebelah kanan- kirinya) dan ketiga membuang sampah di tempat berteduh (termasuk didalamnya fasilitas" umum yang dimanfaatkan oleh banyak orang). Semua ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ditulis dalam kitab "at Targhib wa Tarhib".
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اِتَّقُوالْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَ قِيْلَ مَا الْمَلَا عِنُ الثَّلَاثُ يَارَسُوْلَ اللَّهِ؟ قَالَ : أَنْ يَقْعُدَأَحَدُكُمْ فِى ظِلٍّ يَسْتَظِلُّ بِهِ أَوْفِى طَرِيْقٍ أَوْفِى نَقْعِ مَاءٍ.
Artinya : Nabi Muhammad ﷺ bersabda: Hindari olehmu tiga perkara yang bisa mendatangkan laknat. Ditanya Rasulullah: Apakah tiga hal yang mendatangkan laknat itu ya Rasulullah? Nabi bersabda: Membuang sampah atau kotoran salah seorang dari kamu di tempat yang teduh yang mana orang akan berteduh di tempat itu, membuang sampah atau kotoran di jalan, atau buang sampah atau kotoran di sumber air atau genangan air. Larangan tersebut tak terbatas pada kotoran najis air seni dan tinja saja, namun juga benda-benda yang termasuk sampah dan kotoran lain lebih" sampah anorganik yang tidak dapat diurai.
Berdasarkan penjelasan hadits" tersebut di atas sudah jelas membuang sampah sembarangan di fasilitas umum, tepi" jalan, di sungai merupakan dosa dan kejahatan. Terutama membuang sampah disungai karena bisa membahayakan banyak orang menjadi salah satu sebab terjadinya banjir dan bisa membunuh makhluk" lainnya yang tinggal di air seperti ikan dsb dan semuanya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah diakhirat kelak.
Jangankan yang membahayakan banyak orang. Ketika seseorang karena tidak istinja' atau istinja' tapi kurang bersih sehingga masih meninggalkan nazis pada dubur atau qubulnya . Hal itu juga bisa menjadi sebab seseorang tersebut mendapatkan siksa kubur yang notabennya hanya membahayakan dirinya sendiri.
Sebagaimana Riwayat Ketika Rasulullah melewati kuburan, Rasulullah mendengar jenazah yang berada dalam kubur tersebut sedang mendapatkan siksa kubur. Saat itu Rasulullah menjelaskan pada para sahabatnya bahwa sebab disiksanya orang yang berada dalam kubur tersebut bukan karena melakukan dosa besar" melainkan adalah karena tidak bersuci setelah buang air.
Kisah ini dapat ditemukan dalam kitab Sunan Imam Nasai nomor hadits ke-31. Berikut haditsnya;
أَخْبَرَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ عَنْ وَكِيعٍ عَنْ الْأَعْمَشِ قَالَ سَمِعْتُ مُجَاهِدًا يُحَدِّثُ عَنْ طَاوُسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرَيْنِ فَقَالَ إِنَّهُمَا يُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا هَذَا فَكَانَ لَا يَسْتَنْزِهُ مِنْ بَوْلِهِ وَأَمَّا هَذَا فَإِنَّهُ كَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ دَعَا بِعَسِيبٍ رَطْبٍ فَشَقَّهُ بِاثْنَيْنِ فَغَرَسَ عَلَى هَذَا وَاحِدًا وَعَلَى هَذَا وَاحِدًا ثُمَّ قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا خَالَفَهُ مَنْصُورٌ رَوَاهُ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَلَمْ يَذْكُرْ طَاوُسًا
Telah mengabarkan kepada kami Hannad bin As-Sariy dari Waki dari Al A'masy berkata,"Saya mendengar Mujahid berkata dari Thawus dari Ibnu Abbas dia berkata, Rasulullah pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda, "Kedua penghuni kubur ini disiksa dan keduanya disiksa bukan karena dosa besar. Yang satu ini, dulu tidak membersihkan air kencingnya, sedangkan yang ini disiksa karena selalu mengadu domba." Kemudian beliau meminta sepotong pelepah kurma yang masih basah. Beliau membelahnya menjadi dua dan menancapkannya pada dua kuburan tersebut. Beliau kemudian bersabda, 'Semoga ini bisa meringankan (siksa) keduanya selagi (pelepah kurma itu) belum kering.
Demikian besarnya perhatian islam terhadap kebersihan. Ada pahala yang besar bagi seseorang yang suka bersih" Rasulullah mengatakan bahwa Allah Ta’ala menjanjikan surga bagi yang suka bersih"
مرَّ رجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ : وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هذَا عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهُمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ
"Ada seorang lelaki yang membuang dahan pohon yang menghalani jalan, lalu ia berkata, "Demi Allah, aku akan singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu dan menyakiti kaum muslimin," maka Allah pun memasukkannya ke surga," (HR. Muslim).
Semoga saja kita senantiasa mendapatkan hidayah Allah untuk senantiasa gemar bersih" dan Allah memasukkan kita pada golongan orang yang menyucikan diri Aamiin' ya robbal aalamiin