Contoh Pidato Ramah Terhadap Lingkungan

 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على اشرف الأنبياء والمرسلين وعلى أله وصحبه اجمعين
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

  • Yang saya hormati Bapak Imam Mukhtar, M.Pd selaku kepala madrasah
  • Yang saya hormati bapak ibu dewan guru beserta karyawan serta staf tata usaha MA PPKP DARUL MA’LA
  • Dan tidak lupa, teman"ku senasib seperjuangan yang saya banggakan.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja puji syukur kita kepada Allah swt yang telah melimpahkan nikmat, rohmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita bisa berkumpul disini untuk belajar ilmu berpidato dalam keadaan sehat wal afiyat.
Kedua kalinya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada nabi agung nabi besar  Muhammad SAW yang senantiasa kita nanti" syafaatnya baik di dunia maupun diakhirat kelak. Dan mudah-mudahan kita semua termasuk umatnya yang mendapatkan syafaatul udzma nati di yaumil qiyamah. Aamiin aamiin ya robbal alamaien

Saya disini akan berpidato dg Tema Ramah Terhadap Lingkungan. Sebagaimana yang telah kita jalani dalam hidup ini, bahwasannya kita di dunia ini tidak hanya berinterkasi dengan manusia saja, melainkan juga ada interaksi dengan lingkungan atau alam sekitar, kebutuhan kita kepada lingkungan atau alam sekitar tidak bisa dinihilkan. Setiap hari kita mengambil kemanfaatannya, entah yang sifatnya hanya sekedar penunjang atau pun yang pokok misalnya udara segar, air jernih, tumbuhan hijau, tanah tempat kita berpijak, hewan ternak, hutan, sungai, lautan dan lain sebagainya, semua itu merupakan sumberdaya alama anugrah dari Allah SWT untuk kepentingan umat manusia.

Jika lingkungan atau alam sekitar kita rawat dengan baik bukan hanya kita saja yang menikmati anugerah ini, melainkan anak-turun kita pun akan ikut merasakannya karena perlu untuk diingat alam nan indah ini adalah titipan anak cucu kita bukan warisan dari nenek moyang. Kita manusia saat ini diberikan mandat untuk memanfaatkan, memelihara, mengelola dan melestarikan anugrah tersebut sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan kita sekarang dan generasi yang akan datang. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam surat al-A’raf ayat 56:

وَلاتُفْسِدُوافِي الْأَرْضِ بَعْدَإِصْلاحِها وَادْعُوهُ خَوْفاً وَطَمَعاً إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”


Hadirin yang berbahagia...!
Namun kenyataanya berbicara lain, bahwa alam ini mengalami kerusakan yang cukup parah, baik di daratan, laut maupun udara yang mengakibatkan malapetaka bagi manusia itu sendiri. Kerusakan itu disebabkan oleh ulah tangan manusia yang hanya mementingkan nafsu dan ambisi pribadi tanpa mempedulikan kelestarian alam untuk generasi mendatang.
Udara kita semakin hari semakin lama semakin kotor dan panas menyebabkan pemanasan global (Global Warming) mencairnya Es di kutub utara sehingga air laut naik beberapa meter menenggelamkan beberapa desa’ di pesisir pantai, ini terjadi karena semakin sedikitnya pagar tanaman hijau yang mampu menyaring udara dari polusi dan semakin jarangnya tanaman peneduh disekitar kita yang ditebang dan diganti dengan atap buatan manusia asbes galfalum dan lain sebagainya. Sungai yang dulu sebagai tempat ciblungan, mandi, bermain dan mencari ikan anak-anak kini udah tercemar dan fungsinya tak lebih dari tempat sampah dan pembuangan limbah semata. Hutan kita yang dulu tekenal sebagai paru” dunia sebagai sumber oksigen terbesar di dunia kini telah beralih fungsi menjadi ladang dan pemukiman, dan sebagian lagi gundul dan gersang, pantaslah bila musim hujan datang banjir bandang tanah longsor dan berbagai macam bencana terjadi dimana”. Setiap tahunnya beribu-ribu ikan di laut mati, terkapar setelah diteliti ternyata perutnya penuh dengan sampah plastik dan berbagai jenis limbah yang tertelan dan tidak bisa mereka cernak. Dalang dan aktor dari semua bencana ini tiada lain adalah kita sendiri manusia.

Agama islam tidak diam soal lingkungan. Kelestarian alam menjadi perhatian serius. Islam dengan tegas memperingatkan manusia akan dampak buruk yang luar biasa dari ulahnya terhadap alam ini.

Berbagai macama bencana, suhu yang semakin panas, banjir bandang tanah longsor saat turun hujan dan matinya mata air atau kekeringan diasaat kemarau datang. Ini semua bukanlah Allah SWT sedang mengombral murka terhadap manusia, tapi ini adalah tentang akibat prilaku kita manusia terhadap lingkungan itu sendiri. Sebagaimana Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41 Allah SWT

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Terjemahan : Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).

Hadirin yang berbahagia !!!
Bila kita telah terlanjur berbuat kezholiman dan kerusakan, sesungguhnya Allah Maha Pengampun. Bila kita bertaubat kemudian diiringi dengan amal sholeh dalam konteks ini misalnya memelihara alam dengan menghijaukan kembali lingkungan sekitar kita dengan menam setiap jengkal tanah kosong yang kita miliki, membuang sampah organic (misalnya dedaunan, ranting, kotoran ternak) pada tempatnya untuk dijadikan kompos, mendaur ulang sampah anorganik (plastik, kertas, kaleng dan kaca) dengan cara mengumpukan dan menjualnya ke pengepul, membiarkan satwa burung berkeliaran untuk menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. Maka Insya Allah alam nan indah ini akan terjaga kelestariannya. Dan semoga saja apa yang masih dapat kita nikmati, dapat kita lihat saat ini, bisa dinikmati dan dilihat oleh anak cucu kita dikemudian hari. Demikian pidato dari kami kurang lebihnya mohon maaf. Akhir kalam.

وبالله توفق والهذية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته




Juara Pidato TA 2025/2026

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan 4

Iklan 5

Contact Form