Sambutan Pembukaan Pero oleh Bapak M. Imam Mukhtar, S.Pd.I
Dengan Tema
Meningkatkan Solidaritas Sosial Pada Momentum Romadhon Yang Penuh Rohmah
Alhamdulillah, kita telah
dipertemukan lagi dengan bulan Ramadan yang mendapat gelar Sayyidus Syuhur
(Penghulunya Para Bulan). Bulan dimana setiap detiknya baik siang maupun malam
penuh dengan kemulyaan. Bulan romadhon mempunyai nama lain yang sangat beragam diantaranya sebagai berikut :
Syahrus Shiyam : karena di bulan inilah orang-orang beriman
diwajibkan berpuasa untuk mencapai derajat kemulyaan yaitu berupa ketaatan
kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah QS. Al Baqarah ayat 183
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُوْنَۙ – ١٨٣
Artinya: "Wahai orang-orang yang
beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Syahrus Shabri : bulan kesabaran, karena
dibulan inilah orang-orang beriman dituntut bersabar menahan lapar, haus dan
hal-hal lain yang bisa membatalkan puasa, agar menjadi seseorang yang benar-benar beruntung dihadapan
Allah SWT. Sebagaimana
Firman Allah
إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُضِيعُ
أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya : Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa
dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang
yang berbuat baik. (QS. Yusuf [12]: 90)
Syahrun Adiimun شهر عظيم bulan yang agung karena pada bulan ramadhan al-Qur’an yang mulya
al-Qur’an yang agung diturunkan, sebagaimana firman Allah dalam Al
Qur’an :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى
لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
Artinya : Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di
dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan
yang batil). (Al-Baqarah : 185)
Syahrun Mubaarokun شهر مبارك bulan yang penuh berkah karena di dalamnya ada banyak keberkahan baik untuk diri sendiri
maupun yang bersifat social, keberkahan lainnya adanya malam Lailatul Qadar
mana nilai ibadah seseorang lebih baik dari 1000 bulan. Jelas ini menjadi
berkah yang luar biasa bagi orang-orang beriman guna mempersiapkan timbangan
amal di akhirat kelak.
Syahrur Rahmah : karena
dibulan ini Allah limpahan kasah sayang yang teramat banyak kepada orang”
beriman, saking banyaknnya kasih sayank Allah limpahkan hingga nafas dan
tidurnya orang”beriman dibulan yang penuh rohmah ini berpahala, amal kebaikan
dilipatgandakan pahalanya, dosa” diampuni dan do’a diterima. Kasih sayang ini
semuanya Allah limpahkan dengan harapan agar mereka orang” beriman lebih
menampakkan kasih sayang kepada sesama manusia dan makhluk” allah lainnya.
Ibadah puasa memang tergolong ibadah individual vertical ibadah yang bersifat pribadi dan khusus
antara seorang hamba dengan tuhannya secara langsung. Ini udah dijelaskan oleh
Allah dalam sebuah hadits qudsi yang berbunyi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ
أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ
الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ
مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ
لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“
Artinya: Setiap amalan kebaikan yang dilakukan
oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga
tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali
amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan
membalasnya.
Meskipun ibadah puasa bersifat individual,
akan tetapi
kesempurnaan puasa ialah pada saat orang berpuasa telah melakukan ibadah sosial
berupa zakat fitrah. Sebagaimana Sabda Rosulullah :
قَالَ النبى صلى الله عليه وسلم صوْمُ شهْرِرمضَانَ
معلّقٌ بيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ ولايُرْفَعُ إلا بِزَكَاةِ الفِطْرِ
Artinya: Nabi SAW bersabda pahala
puasa ramadan digantungkan (melayang-layang) antara langit dan bumi dan tidak
akan bisa naik (diterima oleh Allah secara sempurna) kecuali sudah dikeluarkan
zakat fitrahnya.
Begitu juga bagi orang yang tidak mampu
berpuasa (karena sudah tua renta atau sakit parah dan tidak ada harapan sembuh)
maka harus mengganti puasanya dengan “fidyah” (memberi makan kepada orang
miskin). Ini semua menandakan bahwa puasa mengajarkan kepada kita untuk memupuk
kepekaan dan kesadaran sosial.
Momentum Puasa Romadhon bagi
orang-orang beriman tidak hannya untuk menumpuk pundi” pahala
sebanyak-banyaknya tapi juga meningkatkan solidaritas social diantara orang-orang beriman Karena sejatinya islam mengajarkan, Keseimbangan
antara Hablun Minalloh dan Hablun Minannas, Sebagaimana kisah dalam kitab
yang ditulis M. Hasballah
Thaib dan Zamakhsyari Hasballah dikisahkan “Pada zaman nabi Musa AS ada seorang ahli ibadah yang
beribadah selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa sedikit pun. Meminta
kepada Nabi Musa untuk menanyakan kepada Allah SWT disurga manakah dirinya
kelak ditempatkan? Namun Allah berfirman, “Wahai Musa (AS), sampaikanlah
kepadanya bahwa Aku akan meletakkannya di dasar neraka-Ku yang paling dalam.” Si,
ahli ibadah itu pun tercengang, heran dan bersedih mendengar jawaban Nabi Musa tersebut. Kesedihannya menyelimuti
dirinya hingga berhari-hari lamanya.
Timbullah di
pikirannya rasa iba terhadap sesama, bagaimanakah Nasib saudara, teman dan
orang lain yang ibadahnya lebih sedikit dari ibadahnya, pikirnya di neraka mana
lagi mereka kelak ditempatkan?.
Disuatu
hari, ahli ibadah tadi menjumpai Nabi Musa Kembalidan berkata “sekarang aku
rela dimasukkan Allah ke dalam neraka-Nya yang paling dalam sekalipun, akan
tetapi aku meminta satu permohonan padanya. Aku mohon setelah dimasukkan ke
dalam neraka tubuhku dijadikan besar sebesar-besarnya sehingga menutupi seluruh
neraka dan pintu neraka dan tidak akan ada seorang pun yang bisa masuk ke dalam
neraka lagi”. Setelah mendengar apa disampaikan oleh Nabi Musa. Maka Allah
berfirman, “Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepada umatmu itu bahwa sekarang Aku
akan menempatkan dia di surga-Ku yang paling tinggi.
Dari kisah
ini, sejatinya ibadah dan pahala seseorang tidak dapat menjamin untuk masuk ke
surga atau selamat dari neraka. Melainkan hanya belas kasihat atau rahmat
dari Allah swt yang menyelematkan kita dari neraka dan masuk ke surganya.
Sebagaimana hadis Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah bersabda:
لا يذخل أحدا منكم عمله الجنة، ولا يجيره من النار، ولا أنا
إلا برحمة من الله
“Tidak
ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga dan
menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan memperoleh
rahmat dari Allah.” (HR. Imam Muslim) Wallahu A’lam.
Berbelaskasih pada sesama makhluk Allah dimuka bumi meskipun
dengan makhluk yang teramat kecil sekalipun, jika dilakukan dengan iklas atas
dasar rahmat Allah dapat mengantarkan seseorang masuk ke surgaNya.
Semoga saja memalui momentum awal romadhon yang penuh rohmat ini, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik yaitu pribadi yang mampu menyeimbangan antara ibadah individual dan ibadah social sehingga senantiasa mendapat rohmat Allah baik di dunia maupun diakhirat Aamin-aamiin ya robbal alamien.